Jum’at, 07 Juli 2006
“Ah, sial! Gw kesiangan lagi!”, gerutuku sambil melihat jam. “Padahal semalem gw dah brusaha tidur secepat mungkin..”, aku masih tak habis pikir. Aku bergegas bangun. Ini Jum’at pertama gw magang disini, gw nggak mau tampil buruk dihadapan semua yang ada di sini. Aku bergegas shubuh bersama mentari yang mulai menyapa dan berangkat dengan kecepatan super dengan meninggalkan separuh kopi hangatku pagi ini. Dan seperti biasa bokap ogah nganter gw karna ngerasa lum maching pagi ini, haha… Sesaat aku tersenyum dalam hati dengan tingkah bokap yang masih aja centil kayak anak muda itu, tapi tak apalah aku masih bisa naik becak.
“Ups!”, Ahirnya sampe juga, mudah-mudahan gw nggak saltum karna gw emang nggak punya kostum buat jum’at.
Minder juga gw dengan pakaian seperti ini di antara training-training yang di pakai bapak-bapak gw masih saja pakai rok mini seperti biasa. Sesaat gw bengong, binggung mo ngapain. Tapi ahirnya ada juga yang nyuruh gw ambil sapu di kantor pelayanan, “Ahirnya…”,ada kerjaan juga gw. Gw nggak mau bengang-bengong aja kayak orang tolol.
“Fuhh!”, capek juga. Tapi bapak-bapak itu belum juga kelar. Mo bantuin, bantuin apa? Nggak bantuin? Gw kembali kayak orang tolol. Ngumpet ajalah di ruang gw, tapi ZOCnya lum nyala, bingung juga gw mo ngapain. Tapi tu bapak-bapak mulai astirahat, syukur dech! Jadi gw nggak kayak orang tolol lagi. Abisnya tangan gw dah mo copot semua rasanya gara-gara nyapu tadi.
“hemm.. denger radio nich sembari istirahat tu bapak-bapak, gw sms aja ah kirim lagu…”, sesaat jempol gw sibuk dengan tombol-tombol keypad yang dah apal banget dengan letak hurufnya. “Mbak , itu minum…”, Aku sedikit kaget dengan seruan bapak itu. Aku menoleh sembari tersenyum,”iya pak, sebentar”, ku tekan tombol terkirim. Aku keluar di sambut ajakan para bapak-bapak yang friendly itu.
Aku menggambil separuh gelas dan menyerutupnya. “Hemm..”, tehhangat mengaliri kerongkongan yang sedari tadi terasa kering. Sembari makan tempe goreng pengajal perut pagi ini aku mendengarkan atensiku di bacakan. Ternyata nggak ada yang memperhatikan, tapi “Ups!” pak Usman nyeletuk komentar dari atensi yang baru di baca. Rupanya mreka tetap mendengarkan hanya saja nggak ada yang tau kalo atensi itu aku yang kirim dan memang buat mereka semua yang lagi menikmati istirahat pagi ini.
Kuperiksa Zoc pagi ini. Dua nomor dah nangkring di situ, tapi ternyata bapak-bapak itu telah sigap mendata dan siap melaksanakan tugas-tugas mereka. “Selamat bekerja pak!, semoga segalanya lancar dan aman-aman saja”, aku mendoakan.
L-G-M-I, aku kembali mengecek. Tapi syukur nggak ada masukan lagi. Tapi seperti biasa aku disibukkan dengan dering telpon orang yang mencari orang yang ingin di temuinya.
Dan teramat ngebosenin kalo hariku cuma kulewati dengan bengang-bengong aja, Tapi mo gimana lagi habis banyak nganggurnya sich. Coba ni komputer ada gamenya, pasti seru. Aku seneng pas hari kedua kemaren, biar rada tegang karna takut salah tapi ada kerjaan. Dan itu amat menyenangkan, Aku disibukkan dengan laporan DW yang sama sekali nggak aku mengerti dengan data technik, tapi segalanya baik-baik saja karna aku mulai paham sekarang.
Dan yang belum aku pelajari pangambilan data merubahnya dari DI menjadi RE. Kayaknya rumit,tapi kalo ada kesempatan pasti bakal gw pelajari. Gw bener-bener nggak mau ada yang mengatakan “Payah!” ke gw. Tapi “pelan-pelan” kata pak Suki tadi.
Dan satu lagi meng-Close.
Kata Can tadi pagi, senin bakal ada anak magang dari lpk lain dan anak sekolah. Asik sch jadi ada temen bengong, tapi apa bengongnya jadi nggak bertambah? Mosok kerjaan dikit gini jadi harus dibagi-bagi. Tapi kalo ktemu anak males asik juga kali yaa.. apa lagi anak STM, karna mereka punya kerjaan sendiri jadi gw nggak harus berbagi kerjaan. Ini aja gw mulai bosen mulai nggak da kerjaan kayak gini, lama-lama gw bener-bener mati kbosanan.
Mana panas lagi! Kayaknya cuma burung-burung di beranda dan kolam kecil itu yang sedikit buat gw terhibur. Bunga ungu enceng gondok yang seperti tak lelah mewarnai kolam sepanjang hari, dan ikan-ikan kecil yang berlarian mengingatkanku kampung mbah, ortu dari nyokapku.
“Ahhh…”, jadi kangen.
Kangen aroma rerumputan yang menyapu kakiku kala ku melangkah diantaranya. Kangen teratai yang penuh warna dan enceng gondok yang dengan subur menghiasi sungai tempat biasa aku mancing, menyejukkan pandanganku dari sengatan matahari yang bersinar tanpa tedeng gunung maupun awan.
Suara radio yang bergema dari kejauhan,satu-satunya hiburan yang mampu terpantau, disela teriakan si Cicit yang dengan riang hinggap diantara bambu dan pohon-pohon hutan.
Jauh dari tetangga, jauh dari keramain. Bau lumpur lengket tanpa bebatuan membuatku merindukannya.
“Hhaahhh…aku benar-benar merindukkannya!”.
Hampir empat tahun aku tak menikmati semua itu. Makan ikan goreng hasil pancingan sendiri yang jauh lebih enak di banding ikan dimanapun. Dan tentu saja kulitku akan melegam karenanya, karna aku terlalu asik bergaul dengan sang mentari yang akan segera lenyap begitu magrib menjelang.
Menikmati doGan tanpa es, di antara suhu panas yang tinggi. Mengeruknya dengan tempurungnya yang keras. “Huh!”, aku benar-benar menginginkannya.
“Kriing…”.
“Telkom, Slamat siang…”
“……………………”
Dering telpon membuyarkan lamunanku. Gila! Hampir saja aku melewati begitu saja waktu istirahatku. Dah jam dua belas lewat! Segera aku klik L-G-M-I. Syukur dech kosong, aku berlari menyambar tas dan almamaterku sembari ku klik-end.
Hari ne gw istirahat pulang, ngantuk banget gw. Nggak seperti tiga hari ni yang dah standby di tepian lematang dengan menenteng bekal bawaan dan menikmati orang yang terbiasa melirikku ato bahkan menoleh dan berkomentar. Aku tak perduli,asal aku bisa menikmati hariku menghabiskan waktu istirahatku dengan mengisi perutku diantara semilir angin di bawah pepohonan di pinggir sungai ini.
Tapi hari ini enggak,aku pulang dengan ojek karna becak tak kunjung ku temukan sementara waktu istirahatku hampir berlalu.
Kopi siang ini terasa lebih panas diantara terik siang ini, tak heran kalo berita di tivi hanya menyajikan daerah2 yang sedang kekeringan sementara di tempat lain juga ada banjir bandang. Kebakaran juga sudah mulai rentan di cuaca seperti ini., smoga saja hari2 menyuramkan begini segera berlalu.
Dengan setengah memaksa aku bangunkan bokap buat nganter gw lagi. Dengan panas seterik ini orang-orang memang akan terlelap dibuatnya. Tapi secangkir kopi siang ini dah menyegarkan mataku. Aku harus kembali kerja, meski rada lelah tubuhku.
L-G-M-I, Eh,ada masuk satu. Tapi kayaknya baru aja masuk neh. Aku melapor pada pak Suki di sebelahku. “327011”, aku mengejanya. Pak Suki mencatat. Kubuka ‘Jaringan- Routing- Omzet’. Enter! Aku mengahiri ketukan pada keyboard dan pak Suki memasukkan datanya dan mencatatnya.
“Kita akan mengambil datanya”, kata pak Suki ramah.
“Gangguan-Manj_Gangguan………”
“…………………………………..”
Aku mengikuti petujuknya. Mengerti juga, tapi aku nggak yakin mampu mengulangnya,hehe.
Tapi aku tak akan berhenti belajar.
Senin, 10 Juli 2006
Gw menghabiskan secangkir kopi hangat berlahan, “Gw akan berangkat tepat pukul tuju tiga puluh”, pikirku. Nggak terasa satu minggu sudah aku magang, “apa yang dah gw dapat?”, aku berfikir sambil menatap teve, banyak aku ketinggalan drama favoritku yang biasa ku nikmati saat-saat pagi gini.
Leo, Cristian dan Mary Ane. Acting mereka begitu memukau meski aku nggak tau nama sebenarnya mereka, tapi aku begitu menyukai mereka sampai tak rela aku melepas pandangan dari mereka. Mereka begitu sempurna, tapi tak ada wajah congkak di mereka.
Mumpung nyokap pulang bawa becak, gw ikut aja sekalian. Ku sambar sepatu dan kaus kakinya, aku berlari masuk kedalam becak. Sambil ku masukan kaki ke sepatu, ku dengar teriakan nyokap yang mengingatkan uang becak.
Aku sampai dengan sambutan teguran dari pak Jas, “Lima menit, pak”, kataku datar.
“………………………….”
“………………..”
Aku masuk dengan perasaan malu pada pak Suki, karna ternyata dia dah print out GG4, pagi ini.
Aku kembali cek L-G-M-I, Ternyata masih yang di print tadi. Syukur dech.
Saat pak satpam berada di ruangan ini, beliau mengingatkan yang di buku laporan di ruang satpam. Aku berlari mengambilnya, ada satu rupanya kemarin.
Aku mencatat tapi “Ups! Turn Light!”.
Aku tak bisa ambil data karenanya. Aku keluar ruangan berusaha menghalau penat yang telah menghampiriku pagi ini, rasa bosan telah menyergapku.
Ku nikmati kolam kecil di beranda, “Hahh…., bunganya bermekaran”. Ungu bunga enceng gondok mewarnai kolam mini itu, menyemarakkan dengan airnya yang berlimpah. Benar-benar terlihat lebih segar pagi ini. Dan perubahan di kolam ikan kecil di dalam sarang burung juga membuatku gembira, ada beberapa enceng gondok disana. Rupanya ada yang memindahkan dari kolam luar sarang. Benar-benar terlihat beda, jadi lebih berwarna sarang ini.
“Kring….”
“Telkom, slamat pagi…”
“…………………….”
Dering telpon memaksaku sedikit berlari, aku hampir terpeleset karenanya. Aku kembali terbengong di depan telephone, lampu dah nyala rupanya hanya saja aku masih belum bisa kerja karna computernya belum bisa digunakan.
Lama juga aku terbengong, tak seorangpun ada yang masuk keruangan buat meng-aktifkan computer. Dan ahirnya pak Suki datang, selesei rapat rupanya.
L-G-M-I, pak Suki mengecek computernya. Masih juga nomor tadi tertera di situ. Aku mengambil alih computer saat pak Suki mengahirinya dengan menekan F4.
0731322952, aku menekan tuts di keyboard, ku catat nama, alamat dan data tecknisnya seperti biasa.
Pak Ibrahim datang dengan beberapa nomor ditangannya. Aku sedikit heran, selalu…saja pak Ibrahim punya nomor-nomor setiap harinya. Darimana ya, kira-kira dia ngedapetinya?.
Sementara pak Ibrahim sibuk dengan komputernya, aku mencatatnya di buku bantuan.
“10:30am”, aku mulai mengantuk dan perutku mulai berontak minta di isi. Aku mengambil kudapan yang kubawa, lumayan…jadi pengganjal perut sambil nunggu jam istirahat.
Aku jalan ke toilet sebentar untuk menyegarkan mataku sekaligus meregangkan pinggangku yang terasa kaku.
Ngobrol banyak aku hari ini dengan …pak Ishar kalau nggak salah namanya… lumayan, biar nggak bisu aku nantinya karna terlalu banyak diam.
Di luar panas mulai menyengat, dan sinarnya menyilaukan mata. Aku masih ragu jam istirahatku nanti akan ku lewati dimana. Mataku mulai berat, pengen pulang aja tapi percuma aku dah bawa bekal.
Sepak bola sialan! Aku tak bisa menikmatinya tapi juga tak bisa buatku terlelap karna sorakan-sorakan orang yang rame menonton di luar, semalam. Buatku iri, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Kerjaanku bisa terbengkalai nantinya, jadi aku lebih milih pasrah untuk tidak menonton tapi tetep aja tidurku juga terganggu.
Tadi sempet ada cewek berjas almamater berwarna pink, sudah ada rupanya anak dari lpk lain. Oh ya, ini khan senen. Berarti emang nggak ada yang magang di ruangan ini karna tu cewek di taruh di pelayanan. Rapi jali dengan kemeja putih, rok item dan sepatu pansusnya. Hehe…,aku jadi inget hari pertama kemarin.
Tadi pagi pak Jas bilang kalo aku nggak perlu di tukar ke pelayanan, dia coba menghiburku. Aku tersenyum ringan, aku juga tak terlalu mengharapkannya kok kalo ternyata kerjaan disana cuma gitu-gitu juga. Nggak asik, mending juga disini biar tidak terlalu sibuk tapi setidaknya ada pekerjaan untukku.
“1:20pm. Sialan tu petugas perpus bikin gw telat aja”.
Pa salahnya sich kerja pas jam istirahat, nolongin orang toh nggak kemana-mana. Pelit bener minta waktu dikit aja.
Tapi lumayan aku dah bisa nenteng dua buku Tex dan The Wisdom Of Khalil Gibran, aku dah nggak sabar buat bacanya.
L-G-M-I, Sesekali aku mengeceknya. Syukurlah kalo tetep kosong. Tapi akupun merasa otakku juga kosong, mungkin karna rasa kantuk yang menderaku.
Aku ngantuk…………..
Selasa, 11 Juli 2006
Aku berlari menyambar jas Almamater yang ketinggalan. “Sialan!”, nggak tau kenapa males banget gw pagi ini. Rasa kantukku belum juga ilang, padahal gw tidur sedari sore!. Mungkin karna rutinitasku yang mulai membosankan. Satu bulan terasa begitu lambat, gw pengen semua ini cepet berahir.
Ku lirik jam di hapeku, ternyata gw nggak telat meski tergolong lambat gw pagi ini.
Gw ngabsen di sambut senyum bapak-bapak yang cerah, ceria sekali mereka pagi ini.
Tapi sayangnya kolam kesayanganku tak secerah mereka, bunga layu sisa mekaran kemarin membuat suram dan menutupi segernya bunga yang baru bermekaran.
“Kenapa tidak menghijau daunnya, ada yang salahkah?”, aku terus berpikir tak mengerti.
Pak Suki ada disitu ketika gw masuk, tapi Computer lom nyala.
“Ada yang nggak beres rupanya ni computer”, ujarnya. Aku bengong menunggu hingga Computer kembali nyala. Setelah di cek di L-G-M-I, ternyata kosong.
Aku nge-cek catatan pak Suki dan memperbaikinya di buku laporan.
Laporan dari telephone masuk.
“322184”, aku mengeja dan Pak Leman mengambil datanya. Aku mencatat di buku laporan sekaligus di catatan Pak Suki.
“Tolong kalau ada masukan yang lain”, pintanya.
“Baik, Pak”, aku menimpali.
Pak Ibrahim memintaku mengecek buku laporan yang ada di Pos Satpam, ketika beliau bersama Pak Erwan di ruangan ini. Untung pak Erwan datang pas aku dah mulai bosan nunggu komputer stanby karna kesalahan meng-Click hingga Computer terestart ulang. Dan untungnya lagi nggak da data yang masuk di GG4. Ada satu masukan dari buku laporan pos Satpam, aku mencatat setelah ku ambil datanya di CSS.
“Kring….”
“Telkom, selamat pagi….”
“……………………….”
“………………………..”
Telephone berdering ketika aku sibuk mengecek dan memasukkan data penggantian DW yang di perintahkan oleh Pak Erwan. Ada masukan gangguan telpon, dan aku baru ngeh kalo Ikhsan yang telpon pas dia mengahirinya dengan bilang “Mbak Alim”.
Hehe… kok bisa sich aku nggak tau. Alim emang Payah !
“10;30am”, Perutku keroncongan dah minta di isi.
Badanku terasa lemas, aku butuh kesibukan untuk melupakannya. Tapi apa? Setelah beberapa kali aku cek L-G-M-I tak ada masukan.
Aku baru tau Order istilah untuk yang mau pasang telpon baru. Dan ternyata dokumennya terdiri dari tiga. TEL-25 OSP-1, TEL-25 MDF dan TEL-25 Instalatur.Aku memasukkannya ke Bindernya masing-masing setelah anak dari Prisma itu membawanya kemari.
Pak Usman juga mengambil data order baru dari komputer ini. Ada dua order rupanya hari ini.
Aku jalan sebentar ke Toilet, mengurangi rasa kantukku yang belum juga hilang. Melongok ke kolam kecil di dalam kandang, Kesian ikan-ikannya pada merana, kenapa juga tu aer nggak di tambah, sementara isinya udah mulai mo kering. Tapi dengan begitu gw jadi tau kalau ikan di dalamya ternyata besar dan bukan ikan gabus seperti dugaanku.
Sangking surutnya tu aer sampe mereka pada berenang tidak lagi lurus, setengah miring karna airnya tidak mencukupi.
“Kring…..”
“……………………..”
“…………………….”
Telpon berdering membuyarkan lamunanku. Kembali orang melapor tentang kabel telpon yang putus. Lumayan banyak orang melapor lewat telpon hari ini. Sementara GG4 selalu menampilkan 0.00.
Aku datang dengan komputer masih on, sudah ada orang rupanya. Tumben, biasanya ni komputer off. Setelah ku perhatikan sekelilingnya, ternyata Pak Suki lagi istirahat di ruang MDF. Alhamdulillah tidak banyak gangguan hari ini, bapak-bapak itu bisa banyak istirahat siang ini. Seperti kemarin, hari ini pun begitu terik. Untung saja secangkir kopi hangat tadi mampu mengurangi rasa kantuk yang terus menjajahku.
Bunga Enceng gondok menyegar tertimpa sengatan mentari, menimbulkan aroma rumput yang khas. Para pegawai mulai berdatangan dari istirahatnya, setelah sejenak tadi telepon terus berdering di Pos Satpam. Masih belum datang mungkin, Pak Satpamnya.
L-G-M-I, masih juga kosong. Mudah-mudahan terus seperti ini hari ini, ato bila perlu untuk seterusnya. Sehingga para pelanggan memang benar-benar tidak akan terganggu dan mengeluh.
Rabu, 12 Juli 2006
“05:23am”, aku kembali terlelap. “gw akan melewatkan subuh pagi ini”, malasku mulai kambuh ahir-ahir ini. Aku mulai meninggalkan beberapa sholat hari-hari belakangan ini.
“06:45am”, aku mandi dengan berjuta imajinasi dan kebosanan di benakku. Aku tak akan kaget kalau siang nanti aku akan berperang melawan kantuk.
Jam 02:17am semalam aku mulai tidur, TEX begitu menarik hingga aku tak bisa menundanya sampai malam-malam berikutnya ato mungkin moodku sudah berubah dan aku tak akan pernah berpikir kalo buku itu terasa ‘dalam’. Tentang kepolosan anak yang di masa puberitasnya mampu ia lalui tanpa tindakan bodoh meski kesusahan menjejalinya. Begitu tegar, Tanpa mengeluh dan berahir mengharukan meski semua masalah tak terseleseikan.
Satu pelajaran bagiku bahwa orang ‘sinis’ tidak selalu jahat. Mungkin mereka punya alasan melakukannya. Setidaknya aku jadi tau salah satu kehidupan sudut desa di Oklahoma, bukankah itu tempat lahir dan besarnya keluarga Carter yang pernah ku kagumi dulu. Dan yang aku pahami ternyata setiap orang mengalami hal yang seperti ‘itu’, dan itu tidaklah buruk. Karna waktu akan membawanya dewasa.
Aku heran, aku tidak merasa malu dengan keterlambatanku pagi ini. Mungkin jam yang benar ato bapak-bapak itu yang kepagian datang. “Bunga Enceng gondok masih tampak layu, tapi biarlah siang akan membawanya bermekaran seperti kemarin”, pikirku saat melewatinya.
Pak Suki dan Pak Leman sedang sibuk di depan komputer, saat aku masuk keruangan.
Ada dua GG4 pagi ini dan telah ter print out satu. Mungkin yang satu tak bermasalah.
Aku mencatat nomor dari buku gangguan telepon dari post satpam.
Terlihat sibuk orang-orang pagi ini. Sepertinya banyak masalah yang sedang mereka seleseikan, untung tak banyak gangguan pagi ini.
Dan yang ku dapat pagi ini istilah ‘greeting’, untuk pengecekan kembali pada saluran yang di perbaiki maupun bagi pemasangan baru. Hehe…, Mengingat suaraku sendiri aku sedikit ragu bagaimana orang menanggapinya di seberang sana.
Jam 09:27am aku dah menyumpal mulutku dengan cemilan yang kubawa. Maag sialan! Tiba-tiba kambuh setelah semalam aku melaluinya. Perasaan mual, perih dan kembung terus menghantuiku. Semalam aku menginginkan telur mata sapi, dan saat ini pun juga. Aku akan membuatnya siang ini.
Aku bersemangat saat Pak Kusen menawari kopi dan ku pesan di warung setelah melapor sebentar ke pos satpam. Mereka akan mengantarnya, dan gorengan! Aku tak akan melewatkannya.
“betulkan menyegar…”, aku melawati kolam kecil itu barusan. Dan aku semakin bersemangat.
Senang rasanya kerja dengan banyak orang seperti ini, meski mereka sibuk sendiri-sendiri setidaknya aku bisa mendengar gumamman ato ocehan mereka. Rasa kantukku pun beransur menghilang. Aku tak kan mengira kalo hari ini akan sedikit berbeda.
Gorengan datang dengan kopi panasnya. Aku sampe menghabiskan beberapa buah gorengan, saking semangatnya ato lapar mungkin, ato apalah…yang pasti ini sangat menyenangkan.
Aku terkejut ketika di panggil pak satpam. “Apa yang salah?”, aku tak habis pikir. “mungkin ada yang ingin menemuiku”, terkaku berkecamuk di benakku dalam perjalan ke pos satpam. Tapi, Oalah….ternyata pak satpam menawariku jambu. Hari ini benar-benar berbeda!
Aku jadi tau ternyata selain pada ruanganku, ternyata banyak juga yang melapor gangguan lewat telepon yang ada pada pos satpam. Aku pikir mereka hanya melapor dengan mendatangi pos tersebut.
Aku pamit istirahat dengan perasaan canggung. Aku tak mengerjakan apa-apa hari ini sementara mereka masih sibuk masing-masing. Tapi ini memang sudah jam istirahatku.
Aku pulang dengan menaiki becak seperti biasa, tapi yang ini berbeda, karna si bapak becaknya terus mengajakku ngobrol. Ia mengira aku mengenal anaknya, terselinap rasa iri ketika ia mampu membanggakan ‘biar dia hanya seorang tukang becak tapi ia mampu meng-kuliahkan keempat anaknya’, tak seperti bokapku yang terlalu kaku mendidik anak. Bagi beliau perempuan hanya di takdirkan untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Payah! Tak ada emansipasinya, tapi mo apa dikata itulah bokapku. Setidaknya aku telah mengambil hikmahnya, dengan begini memacuku untuk lebih maju. Akan kutunjukkan kalo pendapatnya tidak selalu benar, biarpun ini terlalu berat untuk ku gapai. Tapi selama ada kemauan, alloh pasti memberi jalan. Seandainya pun Alloh tak memberiku jalan, aku akan terima setidaknya aku sudah berusaha dan mungkin itu sudah jadi takdirku. Tetap saja obrolan ini membuat aku senang.
“12:45”, aku terjaga dari tidur siangku. Nggak ada niat makan siang aku siang ini, karna gorengan telah mengurangi selera makanku. Tapi badanku terasa lemes dan dengan terpaksa aku menjejal mulutku dengan nasi berharap bisa fit kembali. Waktuku tak banyak, aku tak berkeinginan menuruti lidahku yang berharap mengecap telur mata sapi. Aku biarkan tetap mengecap lauk seadanya, Toh ayam goreng seperti biasa juga tak akan di tolak.
L-G-M-I, berkali-kali aku mengeceknya tapi yang tertera tetap 0.00. sibuk sekali aku hari ini dengan membongkar-bongkar my dokumen komputer ini. Aku cuma coba menatanya, agar mengurangi bebannya. Sepertinya mulai full memorinya, karna mulai sering ngadat. Kasian juga bapak-bapak mulai di sibukkan dengan komputer ini karna selalu ngadat. Hingga aku tak bisa meneruskan tulisanku.
Tak banyak yg ku temukan, tapi sedikit membantu karna aku mendapatkan cara untuk mengambil data dari CSS yang ingin kupelajari selama ini.
Kamis, 13 Juli 2006
Bagiku orang akan lebih bijaksana kalau menilaiku dari kualitas kerja bukan hanya penampilan dan ketidak disiplinanku, toh cuma beberapa menit nggak bakal ngeganggu stabilitas kerja. Tapi mungkin bagi satpam, kedisiplinan jauh lebih penting.
Aku masuk dengan dua GG4, nangkring di komputer. Masing-masing sedang sibuk dengan urusannya hingga laporan itu terbengkalai, akupun segera mendatanya. Pak Surono datang dengan laporan kalau nomor yang berada di GG4 sudah di cek, dan ternyata tak bermasalah.
Pak Suki kembali mengecek ke nomor-nomor tersebut, ternyata hanya kesalah pahaman. Ahirnya laporan di TOK.
“Apa TOK ?”, tannyaku.
“Test Oke………………….”, panjang lebar pak suki menjelaskan.
“……….……”
“141”, satu pelajaran yang ku dapat hari ini.
“Coba tekan 141, dan dengarkan”, pak Suki memberi instruksi saat ku tanya “Tadi ku cek kerumah kabel, tapi aku tidak mendapatkan nomor disana. Bagaimana mengetahuinya?”.
Dan 141 adalah cara kita mengetahui nomor telepon yang sedang kita gunakan.
0731363057 dah nongkrong di GG4, saat ku cek kembali. Aku baru melihat kepala 36 di Lahat. Dan ternyata itu kode daerah Bunga Mas.
“3630…, itu kode untuk Bunga Mas”, Pak Leman menjelaskan.
Setelah di cek, ternyata ada kejanggalan pada nomor ini. Hingga masalahnya belum terseleseikan karna nomor yang di tuju tak ada yang mengangkat dan tidak bisa di pantau apa yang jadi masalah.
Nomornya terisolir padahal di catatan Akunt, pelanggan telah melunasinya.
“Di TOK aja, tapi tetep di pantau”, Pak Usman dan Pak Surono memerintahkan.
“11:14am”
L-G-M-I, berkali aku mengeceknya. Masih juga 0.00.
Pak leman Menge-print out order, ada pemasangan baru rupanya hari ini.
Pak Suki kelihatan sedang sibuk kali ini “mungkin seharian ini”, izinnya. Ada satu laporan yang harus ditunda jadinya. Istirahatnya ??
Sergap siang baru saja selesei waktu aku sholat dzuhur. “bakal kena teguran nich gw”.
Dan syukur kalau satpamnya dah berganti. Bokap mampir sebentar ke pos, menyapa temannya disitu. Sementara aku lari kbelet, aku pengen pipis. Tapi aku harus melongok dulu keruangan untuk memastikan tak ada gangguan di CSS.
“01:46”. “Ada pak?”, longokku dari pintu saat melihat Pak Leman mengecek GG4.
Setelah ngobrol banyak tadi dengan Siska, anak Prisma itu. Sesaat beliau mengecek nomor yang tertera di GG4 melalui telepon.
“halo….”, di seberang sana menyahut.
“Slamat siang pak, kami dari telkom. Katanya telpon rusak ya pak?”
“…………………….”
“O,….mungkin tadi lagi ada perbaikan dari sentral aja pak”
“………………………………”
‘………………”
“Di TOK aja ya pak?”, tanyaku setelah telepon di tutup. Sesaat pak Leman sibuk meng-Close. Pak Surono masuk dengan kertas order di tangannya. Ada tiga order hari ini, rame juga ya. Pak Leman kembali mengecek nomor yang ada di Bunga Mas, ternyata memang sedang ada perbaikan. Wajar saja kalau tadi di masukkan ke Gangguan Massal.
Jum’at, 14 Juli 2006
“Huft!, ini jum’at ke dua gw magang”. Terasa lama gw nunggu hari ini gw dah nggak sabar buat nunggu hari sabtu. Gw niat akan nge-cek mail gw, smoga di hari sabtu jauh lebih murah di banding hari biasa. Terlalu mahal warnet di sini. Gw juga gatel megang PhotoShop, kangen sama yang laen…, ah pokoknya, gw bener-bener nggak sabar nunggu besok.
Tadi pas ngobrol bareng Ican, kepikiran juga ikut Erni “kalau gratis, asik juga kali ya…”.
Hehe.., tapi pusing juga kalo cuma beberapa hari aku nggak akan bakalan puas dan gw mikir magang gw. Tapi moga gw nggak berubah pikiran.
Pagi ini mulutku belum terisi kopi, tak sempat aku tadi membuatnya. Setelah lari beberapa putaran, sekarang perutku terasa keroncongan. Segar rasanya setelah lama nggak lari, tapi masih juga nggak keringetan ya?.
Aku masuk ke ruangan dengan dua nomor di tangan. Kupikir belum ada orang, ternyata pak Erwan dah sibuk dengan tugas-tugasnya.
Saat aku kembali dari Toilet, ada GG4 yang sudah di catat oleh Pak Suki.
“nggak usah di Print ya?”, pintanya dan aku meng-iya-kan.
Jam 10:55am, perutku bener-bener dah berontak minta di isi, tenggorokanku kering.
Tapi sejenak tadi aku ikut di sibukkan oleh orang-orang yang memang lagi pada sibuk. Aku ngemil keripik yang tadi ku beli waktu di suruh ke warung beli rokok oleh Pak Ibrahim. Suasanya jadi hiruk pikuk, beda dari biasanya. Aku senang, tapi tetep aja laper….
Tadi aku di titipin Koran sama pak Ibrahim, aku nggak habis pikir kemana lembaran lainnya. Korannya tadi terdiri dari dua bundel, sangking khusuknya aku baca sampai nggak tau yang satunya dimana. Duh gimana nich? Apa anggepannya nanti kalo pak Ibrahim Menanyakkannya……
Gerimis, waktu gw kembali kemari dari istirahatku. Kepalaku masih puyeng, badanku lemes. Kenapa masih tak terpuaskan istirahat siang ini, padahal hampir dua jam gw di beri waktu.
Sesampai di gerbang, gw ketemu sama Dewi dan Fisna. Mereka teriak kalo mereka kangen. Gw seneng banget! Mungkin karna gw juga kangen mereka. Mengebu-gebu mereka dengan persoalan bertumpuknya kerjaan. Dan PhotoShop! Mereka jadi inget gw katanya pas ada orang lagi kerja pake program itu, dan mereka hanya bisa bengong. Mereka mengeluh karna kerjaan selalu ada, sementara gw selalu mengeluh karna nggak da kerjaan. Berekapun di izinkan pulang cepat karna dah kelar kerjaan. Enak banget ya mereka?
“Siang pak!”, aku menyapa Pak Suki yang sedang sibuk di depan komputer waktu ku masuk. Sibuk sekali pak Suki hari ini, hampir semua gangguan di tujukan untuk beliau, sementara milik Pak Ibrahim hampir tidak ada.
“Seharian ini nggak ada gangguan buat bapak ya pak?”, kataku mengajak Pak Erwan ngobrol. Pak Erwan, pak Kusen adalah satu tim dengan pak Ibrahim. Sedangkan timnya Pak Sukiadi aku kurang tau banyak, kalau nggak salah Pak Yohanes dan Pak Dedi tapi sepertinya Pak Sukiadi lebih aktif di banding yang lain.
“Bukan hari ini saja, tapi dua hari ini”, pak Erwan menegaskan.
“Bosen kali…., lapor mulu hehe”, pak Erwan ngajak bercanda.
“hehe…”, aku menanggapinya smbil ngeloyor pergi, aku kbelet pipis! Hehehe
Ada tiga orang anak di sana, di atas tangga depan toilet. Anak siapa? Kayaknya SMP, ku rasa anaknya pak Usman bersama temen-temennya. Karna di situ ada ibu muda berdiri bersama pak Usman yang sedang ngobrol dengan Pak Husen.
“01:32”, aku nggak tau musti ngapain, nggak da kerjaan. Aku takut masuk keruangan bakal buat aku ngerasa bosen. Akupun ambil roti yang biasa aku bagi keburung. Pantes aja orang pada betah pelihara burung, ato tebar remah roti di negara luar sana. Ternyata memberi makan burung menyenangkan! Dan ini menjadi salah satu penghiburku di waktu bosan.
Pak Usman meng-Print out order dua buah dan berarti ada enam lembar, tapi ini cuma lima lembar. “MDFnya kurang satu pak”, aku mengingatkan.
“itu!”, pak Usman menunjuk.
“Cuma selembar”
“Khan isinya nggak banyak, jadi di gabungkan jadi satu lembar”, pak Usman menjelaskan.
“Oooo…..”, aku paham, tapi masih berpikir “ternyata penggunaan program ini masih bisa menggabungkan pencetakkan ya, gw pikir sudah terprogram satu laporan satu lembar”.
Seperti biasa order pasang baru terdiri dari TEL-25 OSP-1, TEL-25 MDF dan TEL-25 Instalatur. Ku pikir bindernya di pisah agar mudah dalam pengecekan, tapi ternyata di pisah karna bagiannya memang berbeda. Tapi “ Kalau Pencabutan ke tiga dokumen itu di gabungkan ya Lim”, titah pak Suki.
“Lha di gabungkan toh?!”
“Bagaimana dengan dua dokumen no permintaan berbeda yang di cetak dalam satu lembar ya?”, aku jadi berpikir.
Dan aku baru tau kalau ternyata orang yang teleponnya sudah di cabut, bisa di pasang kembali dan itu juga masuk dalam dokumen PSB (Pasang Baru) dan juga ternyata dalam pemasangan kembali bisa ganti nomor.
Oh ya, dan lagi yang aku tau ternyata permintaan PSB nggak selamanya diterima bukan karna ada hal lain. Tapi karena alamat/daerah yang dituju telah penuh pemakainya, karna di dalam badan Telkom telah tersedia nomor/jaringan-jaringan telepon dan pelanggan tinggal meminta ke telkom untuk pemasangan.
Dan wajar saja kalo kadang orang nggak bisa pasang telepon karena alasan kehabisan nomor, karna nomor-nomor tersebut memang sudah tersedia bukannya sesudah nomor sekian bisa di tambah nomor selanjutnya dan seterusnya.
Berarti sayang sekali ya bagi daerah-daerah yang padat dan banyak penggunanya, karena tidak bisa kebagian menikmati memiliki telepon rumah. Dan menurutku inilah salah satu yang harus mulai dipikirkan oleh pemerintah, bagaimana caranya agar seluruh penduduk Indonesia bisa memiliki telepon rumah sendiri.
“Storing?”, aku mengahiri sore ini dengan satu pertanyaan.
Senin, 17 Juli 2006
Storing (perbaikan) atau sedang di perbaiki. “petugasnya lagi storing”, berarti petugasnya lagi pergi memperbaiki. Itu yang aku dapat simpulkan waktu ku tanya pada pak Erwan “Storing itu apa sich pak?”.
Tumben gw nyampe tepat waktu, nggak salah-salah kalo nyokap dan keponakan gw yang nganter pake becak biarpun sebenernya mereka emang mo pergi jadi sekalian nganter gw,hehehe….
Disini udah rame! Semua orang duduk berkelompok, termasuk semua anak magang. Gw kaget, “ngapain mereka?”. “Di suruh kumpul”, Ican menjelaskan. “kayaknya kita bakal dikumpulkan tugasnya”, Ican mengomentari. “wah bakal banyak yang nganggur dong…”, kataku sedikit kecewa.
Ada wajah tegang dari anak-anak magang, terutama anak STM-nya. Rame banget mereka.
Sekitar pukul sembilan, sesaat setelah orang-orang Telkom rapat, kami di Apel-kan oleh Pak Jasmani. Beliau memberi beberapa wejangan dan membuat aku menggerutu saat dia mewajibkan apel pukul 07:15am TEPAT! “Uh! Payah!”, bekas seciurity kali dia… ato kalo enggak mungkin dulunya pengen di Militer tapi nggak kesampean. Aah…pokoknya payah!
Selesei apel kita di perintahkan pada pos masimg-masing, ada secuil rasa kecewa waktu tau ternyata tugas tak berubah. Kenapa ya?, apa karna gw ngarepin di pindah? Tapi padahal ada perasaan kecewa waktu dikira mo di pindah tadi. Gw nggak mau kalo harus di tempatkan di pelayanan, biarpun computer di sana menggoda, tapi gw nggak mau kalo ternyata nganggurnya lebih parah!.
Dan seperti biasa, pukul 10:30am makanan dah menari-nari di otak gw. Setelah tadi sempat di sibukkan sama data yang ngumpet. Perut gw dah mulai berontak, gw lagi mikir apa yang bakal gw makan siang nanti. Gw lagi nggak mungkin pulang karna gw musti balikin buku ke Perpus.
Mengingat laporan, gw jadi inget obrolan tadi. Anak-anak Prisma mengajak buat bersama, tapi aku sedikit ragu “haruskah sama?”. Aku nggak tau mereka punya inisiatif nggak beri masukan buat laporannya. Atau lebih baik aku kerja sendiri aja, karna andaipun ada kesalahhan nggak bakal ngebebani gw.
KOMPUTERISASI PADA JARKAB – TELKOM LAHAT. Ide judul dateng pas gw mikir, gw bakal kasih laporan tempat gw di tempatkan aja nggak menyeluruh Telkom agar gw lebih memahami saat ujian tentang laporan. “CSS, apa ya ?”
“12:10am!”, gila kerjaan yang nggak kelar-kelar bikin gw lupa sama Break. Kerjaan Gw masih belum kelar saat gw lari ngejer jam istirahat.
Gw tadi sempet juga di pusingin dengan percobaan gw nge-print data GG4 dari CSS, tapi usahaku tak kunjung ada hasil.
“01:07pm”. Gw dah standby di ruangan ini.
Lontong sayur, ahirnya kuputuskan menu makan siang kali ini. Dua gorengan, segelas kopi dan dua gelas aer putih dah buat gw neg hari ini. Tapi ternyata menu sebanyak itu nggak terlalu mahal loh! Gw kira bakal buat gw kapok.
Beberapa orang menyapa seperti biasa dalam perjalananku ke Perpus, entah gw kenal apa enggak gw juga nggak tau. Ada yang sempet nawarin nganter gw, tapi gw juga nggak yakin apa gw kenal ma tu cowok, abisnya tu cowok kayak kenal banget ma gw.
Sempet kesel gw sama petugas perpus seperti biasa, mereka bener-bener norak! Gw bilang. Tapi ahh…bodo amat!
“Costumer Service Sistem”, pak Suki memberitahuku saat kutanyakan padanya kepanjangan CSS. Anak-anak STM sedang di beri pengarahan saat aku mulai bosen hari ini, seperti biasa gw cari kesegaran di luar sana. Dengan kolam itu, Enceng Gondok dan orang-orang yang bergerumun nggak da kerjaan. Ngobrol basi, dan gw coba cari kesibukan dengan membantu bag. Cleaning Service untuk mengetikkan Berita Acaranya.
Mencoba berkomunikasi cari bahan untuk laporan, tapi masih juga buntu belum ada titik terang. Pak Leman nggak dateng hari ini, padahal gw akn coba cari tambahan data buat laporan gw.
L-G-M-I, berkali gw cek masih juga 0.00 setelah satu gw belajar nge-Close.
Selasa, 18 Juli 2006
“Brenksek!, ngomong apa tu anak. Sinis banget ma gw? Apa sich maunya? Dasar anak ingusan! Di pikir dia OKE?! Sialan! Awas lu berani remehin gw! Nyesel tar lu!”.
Kesel mulu bawaan gw pagi ini. Gimana enggak? Apelnya pagi buta! Nggak banyak kerjaan juga! Nggak nyesel gw telat tadi, tapi yang buat gw nyesel berarti besok gw harus lebih pagi. Nyebelin!
Tumben komputer lom nyala pas gw masuk keruangan ini. Pas gw cek di CSS ada satu yang masuk, dengan tanpa pertimbangan lagi gw coba nge-Print tu data. Tapi tetep aja gw selalu ngadat seperti sebelumnya, ternyata tombol F6 tercetak F12 di catatan yang gw Print Out dari anak magang sebelumnya.
Gw pergi ke pos satpam untuk mengambil data gangguan di buku yang ada di sana, dan ada satu masuk. Aku kerjakan tugasku seperti biasa.
Gw juga ngerjakan yang di minta Siska tadi, ABSENSI ANAK STM PGRI-2 itu.
Males banget gw hari ini, gw masih kepikiran mimpi2 beberapa hari ini jadinya mataku ngantuk. Gw masih nggak abis pikir tentang mimpi kemaren malam, gw deket sama cowok cakep yang sama sekali belum pernah gw lihat. Tapi perasaan gw, gw nggak asing sama tu cowok, q-ta begitu dekaat hingga gw ngerasa nyaman berada di sisinya. “Apa dia Ayank?”
Atokah dia jodoh gw? Banyak orang bilang kalau q-ta mengalami mimpi seperti itu berarti itu jodoh q-ta.
Dan semalem gw mimpiin Dwex, kangen banget gw sama tu anak. Tapi herannya ada harimau berkeliaran di mimpi gw. Tapi ah mungkin cuma bunga tidur.
“09:50am”, ngantuk banget gw. Padahal tadi sempet sarapan, tapi knapa badan gw lemes ya?. Asik juga kalau di ruangan ini selalu rame seperti tadi sebelum anak-anak itu di sibukkan untuk ikut di lapangan, setidaknya gw nggak bakal bengong sendirian sepanjang waktu seperti ini.
“Kring……….!!!!!”
“Telkom, Selamat pagi…”
“Emang ini militer! Cuma Selamat Pagi!!”, khas Pak Jas marah-marah
“Telkom, selamat pagi”, aku mengulangi
“Bapak aja yang nggak denger…..”, aku menggerutu.
“……………………….”
“……………………………”
“…………………”
Nggak selera gw denger suaranya, tapi gw nggak takut. Karna memang nggak ada alasan buat gw takut.
Printer ngadat siang ini, selesei di benahi gantian ZOCnya bermasalah. Jadi aku tak bisa memantau apapun siang ini. Tak ada yang beres memang hari ini hanya saja tadi aku sedikit lega pas lancar nge-close.
Dan aku tak mendapatkan apapun hari ini. Menyebalkan!
Rabu, 19 Juli 2006
Jam menunjukkan pukul 05:00am, gw emang niat bangun tepat pukul itu. Tapi hujan dan dingin fajar ini memaksaku untuk menarik selimut kembali. Gw tak boleh terlelap, mengingat gw harus datang lebih awal dari biasanya.
Pukul 05:33am ahirnya ku paksakan untuk bangun, tak perduli dingin terasa menggigitku.
Selesei sholat Shubuh, ku guyur tubuhku dengan aer hangat. Terasa segar mengaliri tubuhku, tapi tak mampu menutupi rasa dingin meski asap sudah mengepul di sekujur tubuh. Aku tak menundanya untuk segera berselimut dengan handuk, aku tak mau tar dingin kembali mecercaku.
Pukul 07:00am, gw berangkat dari rumah di anter bokap. Sepi! Gw pikir belum ada yang dateng, ternyata udah stanby di tempat biasa apel. Gw nggak liat anak-anak lpk “Apa belum pada dateng?’.
“Di dalem mereka mbak”, anak-anak STM menjawab.
Gw nggak tau musti ngakrapin apa enggak sama ni anak-anak, sebagian tingkahnya ngeselin. Tapi tanpa mereka disini nggak da yang buat gw tertawa.
Ada salah seorang dari mereka yang ngingetin gw dari Jo, tingkahnya, tinggi n lucu! Tatapannya juga, hanya saja matanya nggak semenarik mata Jo. Gw suka saat berserobok mata denganya, tapi tingkahnya bener-bener Childdish. Mungkin karna sifatnya yang pemalu. Tapi gw percaya seiring waktu dia akan tumbuh dewasa, dan itu akan membuatnya tampak Cool.
Selesei apel dan belajar senam PATRIOT 135, Gw ke pos satpam buat nganter absen dan melihat catatan gangguan yang ada pada buku laporan gangguan di pos satpam.
Ada satu rupanya, selesei mencatat ternyata ZOC masih belum Connect. Sepertinya masih lagi error, jadi gw lum bisa ambil datanya.
Dari pada tak ada kerjaan, gw bantuin pak Erwan menambah data PSB dan data DW. Di ruangan MDF, anak-anak dan beberapa orang tekhnisi sedang sibuk disana.
L-G-M-I, ada satu nomor nangkring di situ. Setelah disconect sebentar dan nomor di cek ternyata tak bermasalah maka nomor di TOK.
“Gila! Bener-bener mirip! Gw jadi bener-bener kangen sama Jo”. Tadi gw dah smsin Jo, terkirim sich, tapi gw ragu itu nomor dia apa bukan. Sejak gempa itu, gw nggak tau nomer mana yang di pake dia. Tatapan itu…., senyum yang kesannya malu, dah bikin jantungku nggak karuan. Bikin gw betah berlama-lama menatapnya. Pa lagi tadi gw sempet ngobrol banyak sama dia. Tapi gw nggak berani berlama-lama menikmati tatapan itu karna takut ketaunan kalo gw meratiin dia. Hehe.. bahkan tulisannya pun sama.
Jam 11:35am, perutku mulai petok-petok setelah tadi sempat melilit. Mungkin karna cabe rawit yang ku makan saat sarapan tadi.
Gw kembali dari istirahat gw dengan setengah mengantuk, nggak sempet tidur gw tadi.
Rasa duren masih menggajal di tenggorokan gw, sementara perasaan neg dah mulai nyerang gw. Anak-anak STM masih ngumpul, nggak pada istirahat rupanya. Sementara gw seneng banget, duplicate Jo nyapa gw. Dan Sempet ketaunan dia meratiin gw.
Satu nomor nangkring di GG4 saat gw punya kesempatan ngecek L-G-M-I. Setelah ku cek nomor yang tertera, dan mencatatnya. Pak Leman mendapingiku untuk nge-print datanya. Satu pelajaran yang ku terima dari sini, aku jadi tau bila nada nyambung dan tak ada yang mengangkat di seberang sana berarti kerusakan ada pada tahanan isolasi.
Kamis, 20 Juli 2006
“Lim, mo pergi nggak?”, bokap nawarin nganter pas gw lagi siap-siap. Sayang berapa menit lagi sich, tapi dari pada tar gw keluar duit buat becak?. Tanpa berpikir dua kali setelah ku teguk kopi terahir langsung ku sambar tas dan jas almamater. “Ups!”, sepatu dan kaus kakinya hampir ketinggalan. Dan…
“Sialan!”, kayaknya hape dan penaku juga ketinggalan. “Gampanglah, tar bisa pinjem”.
Tu khan…., sudah gw duga tu anak-anak emang sudah pada standby, lumayan pagi sich… tapi, Eh, ternyata ada anak-anak dari sekolah lain juga. Mungkin dari anak-anak STM NEGRI seperti kata anak-anak kemarin. Kenapa tidak di mulai dari hari senin aja yach? Khan tanggung ato tanggal satu kayak kami. Mmmm…tapi gw jadi inget dulu waktu gw PSG juga di mulai tanggal 20.
Seperti biasa, gw bakal di sambut dengan yel-yel khas anak-anak. Tanpa mampir gw langsung ke ruangan, dan seperti biasa juga komputer lom nyala. Ku tekan tombol power pada CPU dan Monitornya sembari meletakkan tas dan Jas Almamater. Sesaat kemudian sebelum sempat computer nyala, panggilan buat Apel pagi udah terdengar. Gw lari gabung bersama anak-anak yang lain. Setelah ku perhatikan ada enam anak dari STM NEGERI, ada cewek satu pake jilbab lagi! Gw baru tau kalo anak STM juga ada yang pake jilbab, dan lagi kalem. Kok dia bisa minat gitu ya di STM, padahal gw mikirnya anak STM kebanyakan anak Tomboy.
Sebel sich sebenernya senam PATRIOT 135, abisnya pegawainya juga khan nggak turut serta. Kenapa mereka juga nggak melakukannya ya? Males juga kalo mikir tar gw juga harus dapet giliran memimpin mereka, males sama tingkah mereka yang sok konyol! Nyebelin!
Eh, anak-anak negri pada anteng malah gw mikirnya mereka baru kelas dua, ternyata sama dengan anak PGRI. Hanya saja dari hari pertama anak-anak PGRI emang nggak bisa diem, ato mungkin ini hari pertama bagi mereka aja ya? jadi merasa agak tegang.
Q-ta ikut pertemuan tentang internet, padahal belum puas gw nikmati wajah duplicate Jo tapi dia dah ikut mobil pagi. Lumayan asik pada saat jam-jam pertama tapi lama-lama membosankan, gangguan terbengkalai dan waktu istirahatpun di tunda.
Jam 12:30pm gw dah guling di depan teve, niatnya mo tidur siang dulu. Kepala gw panas banget, rasanya puyeng persis waktu gw ujian EXCEL. Coba gw di felm komedi, pasti di kepala gw terlihat berasap-asap. Tapi nyokap pulang dari sedekahan bawa oleh-oleh, ada miehun tumis. Jadi gw punya niat buat bikin kuahnya, karna kuah baksonya dah abis. Pengen pedes-pedes gw siang ini, di tambah aroma duren bikin gw nggak bisa tidur.
Ahirnya tanpa tidur, gw istirahat siang ini. Tapi lumayan sudah ku nikmati secangkir kopi, siang ini.
Bokap kembali nganter gw, dia malah ngasih gw duit pas gw minta di jemput sore nanti.
Kerjaan bener-bener kacau hari ini, gangguan begitu bejibun sementara waktunya tidak memungkinkan. Gw jadi nggak enak ati karna dah jam lima! Otak gw dah kepikiran pulang sementara orang-orang pada sibuk dengan pekerjaannya. Dan yang bikin gw nyesel banget, gw nggak liat duplikat Jo sebelum gw pulang. Mereka belum kelar kerjaan rupanya, gw jadi harus nunggu besok agar bisa menikmati tatapannya.
Jum’at, 21 Juli 2006
Jam enam dua lima am, gw dah standby di sini di anter bokap. Di lampu merah, gw liat salah seorang anak STM PGRI yang di bonceng entah dengan siapa. Nggak liat gw rupanya, dan gw berusaha senyum pas dia noleh. Tapi ternyata masih juga dia nggak liat gw, percuma dong gw dah cengar-cengir dari tadi.
q-ta bareng nyampenya pas di pintu gerbang, duplikate Jo juga. Tapi kok gw nggak liat tadi dia naek apa ya?
Gw langsung ambil buku catatan gangguan di pos satpam, “Mumpung lom pada kerja”, pikirku.
“Absennya disana ya…”, pak satpam menegur yang di jawab anggukan oleh gw.
“Komputer lagi belum bisa digunakan”, itu yang tertulis di kertas selembar di depan monitor, tertanda SURONO.
Gw gabung dengan yang laen, kita disuruhnya baris dua. Duplikate Jo brada di samping gw, seneng sich tapi nggak mungkin dong gw meratiin dia. Trus q-ta jalan-jalan, dimulai dari simpang menuju SMPN-3, terus melewatinya kemudian menuju desa di seberang jembatan kembali melalui jembatan gantung, benteng dan selanjutnya kembali pulang. Lucu pas gw ngiranya bakal lari keliling lapangan, kita nyebrang ternyata di perintahkan untuk menyusuri jalan. Q-ta sempet ketawa-tawa tadi, dan ahirnya jauh tertinggal di belakang.
PUYENG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Senin, 24 Juli 2006
“Senin!”. Senin lagi ! senin lagi !, bener kata orang senin memang menyebalkan. Kalau kemarin gw bisa bangun kapan aja tapi untuk sekarang gw musti bangun!. Gw masih saja menggerutu tiap kali bertemu pagi.
Sergap pagi dah selesei tapi masih di depan kaca, berbenah diri. “Telat nech!”, gw ngelirik jam.
“Bodo’ ah!”
turun dari becak, perasaan gw kembali tenang. Masih pada santai rupanya. Gw langsung ambil catatan gangguan di pos satpam, melirik ke anak-anak itu yang nunggu di apelkan. Sengaja gw nggak tebar senyum pagi ini, males gw ngeladeni anak-anak yang terkadang buat gw sedikit muak.
Yah, seperti biasa… komputer belum nyala. Males juga sich! Abisnya gw jadi harus nyalain ZOC, takutnya tar kalo ada masalah sama paswordnya gw yang di salahin. Padahal terkadang khan bukan pada gw yang salah, lagian gw juga nggak pernah melakukan kesalahan.
Selesei apel dan senam patriot seperti biasa, gw kembali keruangan. Belum juga ada yang buka ZOC, padahal data yang mau gw ambil bejibun.
Pas pak Erwan datang, gw langsung minta di bukakan ZOC, dengan pasword telkom. Dan….
“Shit!’, salah man…. Untung gw nggak coba-coba. Tapi tetep juga di salahin karna emang pasword itu yang gw beri ke pak Erwan. Pak Erwan tidak mengulanginya lagi, dan pak Suki akhirnya dateng. “telkom135”, pak Suki menyebutkan paswordnya. Dan berhasil……!
“Tu khan, lu tu yang salah!’, Pak Erwan menyalahkan.
Hahaha sudah gw duga, bakal di salahin.
Masing-masing pada sibuk, karena hari ini ada Gamass ( Gangguan Massal ).
Ada yang telah berusaha merusak/memotong kabel telepon dan mengambil pipa pelindungnya.
Gw jadi heran, “Emang berapa untungnya sich dari pencurian ini?”. Udah capek, pendapatan dikit. Goblok tu pencurinya….. atau…ada oknum-oknum tertentu yang sengaja merusak? Tapi entahlah…. Tar gw duga-duga, malah di salahin lagi!
Telepon keluhan terus berdering, dengan sebagian setengah marah-marah.
Yah, memang susah! Karena pelanggan tidak tau kalau team perbaikannya juga sibuk karna gangguan tidak hanya satu dua saja setiap harinya, sedangkan team yang di sediakan tidak banyak.
Jam sebelas tiga puluh am, perutku dah berontak sejak tadi. Tapi secuil roti tak mampu meredamkan, karna mulutku juga nggak mau terima. Herannya kok gw nggak punya ide buat minta minum ke mbak Yen, padahal mulut gw dah kering kerontang. Dan pukul sebelas lima lima am, gw dah di izinin istirahat setelah ada sedikit masalah dengan printer dan CSSnya.
Tepat Jam satu pm, gw terkejut di bangunkan nyokap dari tidur siang gw. Gila! Gw nyenyak bener, sesaat gw lupa kalau gw musti dines lagi. Dan buru-buru bangun setelah gw bener-bener sadar dari tidur gw. Sedikit kesal pas gw ngapetin kopi gw dah kosong, pengen marah tapi percuma! Mending gw buru-buru sholat sebelum jam melewati dari pukul satu.
Jam satu lima belas gw dah dah balik di depan komputer. L-G-M-I, banyak juga yang masuk hari ini, selain Gamass tadi ada beberapa personal juga yang masuk.
Hampir jam tiga tapi tak satu teampun yang mulai bergerak, walau gw nggak tau kemana sebagian anak-anak STM dines karna tidak semuanya tampak.
Seneng juga sich, pas saat-saat seperti ini. Selama para team belum berangkat, gw bisa berlama-lama memantau si duplicate Jo, hehe….
Dan dia juga sepertinya suka berlama-lama deket gw, gw liat dari tatapan dan ekspresinya huehue
Sebenernya tu anak betah aja tinggal di sini tapi mungkin takut sama atasan! Hihihi kesian juga liat tatapan yang memelas gitu, kayaknya butuh dukungan biar tetep tinggal tapi gw nggak bisa apa-apa.
Selasa, 25 Juli 2006
Tangan gw meraba-raba cari hape, saat gw terjaga, “sepi bener, jam brapa ini”. Ku paksakan membuka mata saat tanganku tak kunjung menemukan benda yang ku cari, melihat seprei menyelimutiku, aku jadi teringat kalau semalam aku kedinginan. Pantas hape tak kunjung ku temukan dia ada berada di antara selimut dan seprei yang menggumpal. Ku nyalakan kembali hape setelah semalam sengaja ku matikan karna terlalu banyak orang iseng ganggu tidur gw. Semalam setelah tertidur dan harus terbangun karna dering hape dan kembali tidur dengan perasaan kesal. Orang yang tak tau dari bumi sebelah mana dan nggak mau nyebutin indentitasnya menyerangku dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh. Apa haknya mau tau gw dah punya pacar pa belum?! Brenksek! Dia pikir dia siapa?!
Jam lima empat lima pagi, aku menghela nafas lega. Setelah menghirup nafas panjang sambil memejamkan mata sejenak aku segera bangun. Kebenahi tempat tidurku sambil ku sisakan sedikit buat pembokatku, hehe dan ku dengar hapeku berdering.
Tujuh lima menit gw dah nongkrong di dalem becak. Lambat banget! Perjalanan yang biasanya cuma menyita waktu paling lama sepuluh menit, tadi gw habiskan waktu lebih dari lima belas menit. Untung semuanya belum pada apel.
Hahaha….. ican dah kayak anak ilang! Berdiri diam nyender pada dinding pos satpam. Nggak da anak lpk yang laen sich….
Hei BOY!!! What wrong with u ! I miz u’r smile boy! Why u look like not to see me again ??
Rabu, 26 Juli 2006
It’s NiCe to see U’r SmiLing again, Boy !!!
Pagiku gini lebih bersemangat, hehe… tapi tetap saja aku selalu lebih menikmati tidurku. Pukul tujuh tiga puluh aku mandi seperti biasa, mersenandung dan menikmati secangkir kopiku. Berangkat pukul tujuh dan sampai tampa gerutuan seperti biasa yang aku lakukan, hanya saja bawaanku sedikit berlimpah hari ini.
Mampir ke pos satpam sudah menjadi harianku, dan SURPRISE!!! Tanpa gangguan hari ini, hanya saja ada pelanggan yang bandel nggak bisa di bilangin, tetep aja ngelapor padahal sudah di beritahu pesawatnya yang bermasalah.
Tumben Ican belakangan ketimbang aku, aku sudah tersenyum menduga apa yang bakal dia gerutukan, hahaha. “Hehehe”, aku cuma terkekeh waktu dia nunjuk-nunjuk ke arahku. Ada yang aku ingkari kemarin, males kalo aku harus pulang nunggu dia.
Apel dan senam patriot 135 berlalu tanpa aku sempat menyalakan komputer.
Dan yang membuat aku terus bisa tersenyum, karna si duplicate Jo is back like before! Hahaha
Lebih segar, dan tertawa-tawa seperti biasa. Mungkin kemaren kurang sajen! Hahaha
L-G-M-I, setelah ZOC berhasil ku buka. Satu, dua, tiga, nomor-nomor mulai masuk di CSS sesiang ini. Tugasku mulai berkurang, karna waktuku tak banyak lagi aku berusaha memberi kesempatan pada yang lain yang bakal menggantikanku.
Hah…. Ada rasa lega, berat dan sedikit sedih juga sich mengingat bakal segera hengkang dari sini. Aku mulai menyayangi anak-anak itu, yang sempat membuatku muak tapi sebenarnya mereka asik kalo kita sudah mendekatinya. Dan seperti biasa aku bisa mendekati mereka dengan caraku, seperti yang aku lakukan pada anak-anak yang laen dan sebelumnya.
Apa mungkin karna aku nggak terlalu mengantuk, sehingga aku tak menikmati tidurku siang ini. Aku kembali ke dinasku masih sedikit mengantuk, keponakan tersayangku sempat rewel mo ikut. Dan yang membuatku tak berhenti nyengir pas topinya terus saja di terbangkan angin, padahal aku dah takut banget bakal telat.
Teamnya Pak Sukiadi lagi off, siang ini. Pak Suki izin setengah hari, sementara Pak Yohanes ogah gerak tanpa Pak Suki dan hasilnya anak-anak yang ikut pak Suki ikutan nganggur.
Aku pikir mereka bakal senang tanpa storingan dan diam disini, tapi ternyata tidak. “Membosankan”, katanya.
Dan tentu saja aku yang bersenang-senang dengan mereka disini, ada temen ngobrol, ketawa-ketiwi dan b’canda. Apalagi aku bisa berlama-lama dekat dengan duplicate Jo, hahaha
Kamis, 27 Juli 2006
Kamis, jum’at dan senin. “Hufft!”, bentar lagi kelar.
“Mau duit becak, lim”, kata nyokap sambil nyodorin duit ribuan. Gw cuma nyengir terima duit itu. “Ikut becak ini aja”, terusnya nyokap menyarankan. Gw berlari sambil menyambar jas almamater, tas dan sepatu serta kaus kakinya. “Akan ku pakai di becak”, pikirku sembari berlari ke becak langganan emak gw. “becaknya udah di bayar!”, teriak nyokap melihatku berlalu.
Entahlah apa yang ketinggalan, sehingga terasa ada yang kurang.
Tepat jam tujuh lewat sepuluh, saat gw memasuku pos satpam. Aku menoleh ke aula tempat biasa anak-anak nongkrong. “Sepi!”, cuma ada segelintir anak cewek duduk di situ. “Tumben”, pikirku. Dan sebelum masuk gerbangpun gw liat juga beberapa anak STM yang nongkrong di trotoar depan.
Sementara di ruangan tempat anak-anak main pimpong kemarin terdengar bola di pukul kian kemari. “Kumpul di sana rupanya anak-anak”.
Gw perhatiin si duplicate Jo waktu apel dan senam PATRIOT135 tadi. Lesu? Padahal kemarin gw liat di tampak berbinar. Ada apa sch sebenernya dengan dia??
Gw jadi ikut nggak semangat, otakku kosong…!
Jum’at, 28 Juli 2006
Jum’at terahir gw…
“Jam tujuh tiga puluh!”, gw terkejut. “Gila! Cepet amat !”, gw masih tak percaya. Padahal gw dah brusaha secepat mungkin menyeleseikan semua. Bokap dah siap dengan motornya, punya niat nganter gw hari ini. Sementara gw, berpakaianpun belum. Tubuhku masih berselimut handuk, sementara dingin masih menguasaiku.
“gw telat…..!”, sembari berlari ke pos satpam. Ada dua barisan disana, hampir aja gw ketinggalan sampe gw lupa ngucapin terima kasih ke bokap. Orang-orang di sana menyambutku dengan tertawa, gw langsung mikir “Pasti pak Jas geram liat gw telat,hehe”.
Pengalaman pertama bagi gw ke menara telkom. Mereka menyebutnya dengan istilah MICROMIC. Seneng banget, pa lagi sempet di sapa ceceh mantan bos gw dulu. Mana sejuk, pemandangannya indah, Dan gw jalan bareng duplicate Jo, hehehe.
Tapi memang bener-bener indah di sana, nggak kalah dengan di pegunungan-pegunungan! Coba gw bawa kamera, pasti seru! Jadi nyesel……
Dan capek juga sich…. Maklum menanjak tak beda dengan gunung.
Ternyata di jaga ya, gw pikir cuma menara doang.
Pulangnya mah, asik! Nggak berasa. Malah keliatan deket banget, pa lagi sambil bcanda-bcanda gitu sama anak-anak. Saat gw beriringan dengan duplicate Jo, gw melirik ke tangannya. Coba dia siapa gw, gw bakal meraihnya. Dan berjalan bergandengan. Tapi dia bukan sapa-sapa gw, yang ada dia bakal lari ketakutan, huahahaha
Dan segera ku buang jauh-jauh keinginan itu dengan membuat jarak dengannya. Aku nggak mau tampak konyol dengan keinginan yang begitu kuat itu.
Gw sedang membersihkan rumput di training gw, saat pak Toro memanggil meminta bantuan ngangkatin persiapan buat sarapan semuanya.
Nasi gemuk dan lontong kuah, padahal gw ngarepin secangkir kopi. Gw lom minum kopi pagi ini, waktu tak memberiku kesempatan.
Malu juga gw nggak bisa banyak membantu, tapi gw juga nggak mau menyepelekan tugasku yang sebenarnya. Sesiang ini belum ada seorangpun yang mengecek gangguan. Komputer belum nyala dan aku melaksanakkannya.
Setelah segalanya beres, ku dekati Mbak Yen, buat kembali membantu tapi gw malah di panggil para bapak-bapak buat sarapan dulu. Masih yang belum melakukannya. Persediaan masih banyak dan orang-orang belum pada kumpul.
Aku habiskan bagianku, sepiring nasi gemuk dengan sedikit sambal. Ku pilih yang porsinya lebih sedikit, karna sebenarnya aku tidak begitu berselera dengan nasi gemuk maupun lontongnya.
“Ci. Mirip sapa? Ku sodorkan foto Jo ke Eci. “Oooo…..”, Eci menebak. Gw pikir cuma pengliatan gw aja, ternyata Eci juga nebak gitu. Hahaha kita ketawa-ketawa.
Pa lagi waktu sempet gw liatin sama yang bersangkutan, dia cuma cengiar-cengir aja.
...sayang!...kamu selalu di hatiku...semakin hari kamu semakin mengagumkan!...kamu selalu tahu apa yang aku inginkan tanpa aku memintanya...kamu benar-benar sangat mengagumkan...! dengan segala yang kamu miliki...satu hal lagi yang membuat kamu sangat berharga bagiku...ialah ketika aku di hadapkan pada sebuah pilihan...maka dengan tanpa sedikitpun keraguan aku akan memilih kamu!......dari semua pribadi yang ku kenal hanya kamulah yang mampu menyentuh jiwaku dengan sempurna....kamu telah berhasil meretas jauh kedalam inti jiwaku dan bersemayam bersama kasih yang kau limpahkan...kau bukan hanya inspirasi..kamu adalah cinta!..kemurnian cintamu ..membuatku sangat berharga kedalaman kasihmu membuatku bahagia...kamu bukanlah segalanya...bagiku...tapi segala yang ada padaku hanyalah untuk kamu!...kamu tidak saja mengetarkan dadaku ketika kamu bicara...kamu telah menggetarkan jiwaku dengan kemurnian cintamu...bahkan ruh ku pun bersahaja ketika kamu merasuki semua kehidupanku....terima kasih ALLAH...terima kasih kehidupan...dan terima kasih KEKASIHKU...aku selalu mencintaimu..AGUS.yang selalu BUDI SANTOSO untuk..ALIM. yang paling MARFA'ATUN...